Kata Kunci: daur ulang,
non-biodegradable,
pirolisis
Ditulis oleh Utiya Azizah pada 18-04-2009
Tidak seperti bahan-bahan alam lainnya,
plastik bersifat non-biodegradable. Berdasarkan informasi, 30% volume
sampah di Amerika Serikat terdiri dari plastik. Bagaimana di negara kita,
Indonesia? Umumnya sampah plastik ditangani dengan cara dikubur atau dibakar
dalam incinerator. Namun, kedua cara tersebut belum menyelesaikan
masalah. Plastik yang dikubur tidak akan membusuk sementara lahan tempat
mengubur plastik semakin sulit. Pembakaran plastik akan menyebabkan polusi.
Misalnya, pembakaran PVC menghasilkan gas hidrogen klorida (HCl) atau gas
klorin (Cl2). Berikut beberapa cara yang dipertimbangkan untuk menangani
plastik.
a. Daur ulang
Plastik termoplas dapat dibentuk ulang melalui
pemanasan. Dapat juga didepolimerisasi sehingga diperoleh kembali
monomernya. Akan tetapi, sulit sekali memilah sampah plastik menurut jenisnya.
Sampah plastik seringkali merupakan campuran dari berbagai jenis. Dengan
demikian juga mengandung plasticiser, pigmen warna, dan campuran bahan
lainnya. Akibatnya, hasil daur ulangnya paling merupakan plastik dengan mutu
yang lebih rendah dan kurang nilai ekonomisnya.
Di negara maju yang penduduknya sadar
lingkungan, produsen mencantumkan kode yang menyatakan jenis plastik. Lalu di
tempattempat umum disediakan tempat sampah dengan berbagai kode, sehingga
masyarakat dapat membuang sampah plastik menurut jenisnya. Dapatkah Anda
mengelompokkan bahan-bahan plastik yang telah Anda pakai berdasarkan jenis
plastik?
b. Membuat plastik yang biodegradable
Dengan membuat plastik yang biodegradable,
maka plastik akan hancur dalam beberapa tahun.
c. Pirolisis
Apabila plastik dipanaskan hingga 7000C
tanpa udara, maka molekul plastik akan terurai membentuk molekul-molekul
sederhana. Campuran plastik yang biasa, seperti politena, polipropilena atau
polistirena, ketika dipirolisis akan menghasilkan hidrokarbon sederhana serti
etena atau propena atau benzena. Senyawa tersebut dapat dipisahkan melalui
destilasi bertingkat. Hasilnya kemudian dapat digunakan untuk membuat berbagai
bahan kimia termasuk plastik. Untuk sekarang ini, pirolisis dinilai tidak
ekonomis, karena masih tersedia bahan baku yang lebih murah, yaitu dari minyak
bumi dan gas alam.
Keuntungan yang diperoleh dari cara pirolisis,
salah satunya adalah kita dapat menyortir limbah plastik menurut jenisnya.
0 komentar:
Posting Komentar